Rabu, 15 Agustus 2012

Mawar dan Teratai

alkisah di suatu negeri antah berantah ada seorang anak bertanya pada ibunya tentang arti cinta…………
sang ibu yg kebetulan adalah seorang janda yg baru saja dicerai oleh suaminya karena suaminya mempunyai seorang kekasih gelap dan seorang istri muda.

sang ibu menjawab :” cinta adalah sebuah kekuatan untuk menyayangi walaupun hatimu telah sakit.”
sang anak bertanya lagi : ” ibu walau sudah disakiti ayah apakah masih mencintai ayah?”

sang ibu menjawab : “yah,,, walaupun telah disakiti oleh ayah mu hati kecil ibu masih berkata bahwa ibu masih mencintainya.”

anak :” wahh kalau cinta memang harus terasa sakit saya seumur hidup tidak akan pernah mencintai seseorang.”

ibu:” tidak semua cinta harus merasakan sakit, dan tidak semua sakit karena cinta.”
lalu sang ibu menceritakan cerita tentang mawar, dan teratai untuk menggambarkan bahwa walau sakit dan pedih mawar dan teratai tetap bisa menebarkan senyumnya dan cintanya untuk semua orang.

MAWAR tetap segar dan memancarkan keindahan cinta pada setiap orang walaupun disekitarnya tumbuh duri duri…. dan bagi MAWAR kotoran yg ada di tanahnya tetap dan makin membuat indah senyumnyaaa…..
TERATAI makin mengembang jika air di bawahnya semakin kotor…….

mendengar penjelasan sang ibu sang anak hanya berdecak kagum dan berkata :” wahh andaikan di dunia ini semua orang bisa meniru kadar cinta dan kasih mawar dan teratai pasti di muka bumi ini akan tenteram dan damai tidak akan ada dendam.”

lalu sang anak bertanya lagi pada ibunya ” lalu dimanakah saya mencari cinta yg murni yg tidak harus mendapatkan sakitnya.”

sang ibu menjawab:” sesungguhnya untuk mencari cinta sejatimu sangat sulit karena biasanya cinta sejatimu tersembunyi seperti permata yang indah di dasar lautan dan memang harus dicari…. jika engkau sabar dan tidak menyerah maka kau akan mendapatkannya.
Setelah mendapatkannya engkaupun harus mengolah cintamu itu agar lebih berkilau.”
sang anak :” mengolah ?”

ibu :” ya mengolah seperti permata yg diolah untuk dijadikan perhiasan. tetapi cintamu itu diolah dengan saling

Tidak ada komentar:

Posting Komentar